About

Pages

Thursday 24 July 2014

Jalan Jalan Kuliner Ala Eropa di Nutmeg Cuisine & Bar





Saturday 14 June 2014

Jelajah kuliner di Resto Nutmeg Cuisine & Bar, Kemang

Kali ini seputar jalan jalan mampir ke wilayah Kemang Jakarta Selatan mungkin para netter tidak asing lagi dengan nama jalan Kemang, apalagi para netter yang suka hangout di tempat tempat keramaian hiburan malam.

Geliat kehidupan malam di wilayah kemang dimulai dari Jam 18:00 hingga dini hari, di sepanjang  jalan kemang berhamparan tempat-tempat hiburan malam dari suasana yang santai hingga suasana yang hingar bingar (discotek/club malam) disamping itu bagi para netter ingin mencari tempat yang nyaman untuk makan malam, di Kemang-lah tempatya.

Bagi pecinta kuliner mungkin sudah hafal titik titik nadi dijalan kemang, dari kulineran pinggir jalan hingga kulineran yang suasananya nyaman (resto/cafe).



Malam ini (sabtu malam minggu, 14/06/14) seputar jalan jalan memilih tempat untuk kulineran di salah satu resto di jalan kemang yaitu “nutmeg cuisine & bar” (posisi resto kalau dari arah Bangka berada di sebelum  prapatan lampu merah sebelah kiri tepatnya di gedung Oktroi Plaza, disebalah kananya MC Donald).


Tidak salah seputar jalan jalan memilih resto ini, benar apa yang dikatakan/dibicarakan para netter pecinta kuliner kepada kami, suasananya tenang, nyaman, ditambah lagi dengan interior restonya yang klasik ditambah lagi dengan alunan musiknya yang hampir semua alunan musiknya dari era 70-80an, menambah suasana syahdu dan kita dapat mengenang kembali kenangan lama dari alunan musik yang di putar di resto nutmeg.



Kamipun mulai mecari tahu dari waiternya, menu makanan apa yang menjadi favorit di resto ini (nutmeg), yaitu ; untuk appertizer ada aneka pasta, aneka soup dan ada juga pizza, untuk main course ; ada chicken camembert, boston dori miso soup, red snaper with potato paramigiana, untuk dessertnya ; chocolate lava dan untuk drinknya ; lyche oktroi dll.

Untuk harga ?, harga relative untuk kulineran di wilayah kemang, memang kebanyakan orang untuk masuk ke salah satu resto di kemang akan berfikir dua kali dikarenakan tempatnya yang mewah, tapi jangan kuatir setelah kami masuk ke nutmeg untuk price/harga semua makanan yang ada di nutmeg cukup relative dan masih terjangkau oleh kantong kawula muda or para abg. Oh yah resto nutmeg cuisine & bar ini, semua menunya ber orientasi ke kuliner eropa ada juga beberapa kuliner dari Indonesia ; oxtail Soup (sop buntut). 



Dan jangan heran di resto nutmeg cuisine & bar ini pengunjungnya kebanyakan anak-anak muda, walaupun interiornya klasik, alunan musiknya klasik tetap peminatnya para kawula muda (muda-mudi).

seputar jalan jalan perhatikan dari setiap pengunjung yang datang ke resto nutmeg ini setelah menyantap hidangan, setelah itu melakukan foto foto di area resto nutmeg  dengan back ground interior nutmeg yang klasik.

Bagi para pecinta kuliner silahkan kunjungi resto nutmeg cuisine & bar di jalan kemang utara raya no. 1 di gedung oktroi plaza jakarta selatan, dijamin tidak akan kecewa, untuk interior resto nutmeg seputar jalan jalan kasih nilai 9, dan untuk makanannya benar benar enak sekali ditambah lagi suasananya yang nyaman dan sangat private sekali, untuk makanan & suasana resto seputar jalan jalan kasih nilai 8,9. 






Simbol – Simbol Perkawinan dan Maknanya

Budaya Jawa dikenal sangat dipengaruhi oleh tradisi kratonnya. Dalam perkawinan yang berlatar belakang budaya ini banyak sekali simbol-simbol budaya dan hiasan yang memiliki makna tertentu yang berasal dari tradisi kraton tersebut. Latar belakang budaya Islam yang diusung dalam sebuah perkawinan turut pula menyumbangkan pengaruhnya. Diantara hal tersebut adalah:
1. Patah
Patah adalah dua anak kecil putri yang berjalan di depan pengantin. Ketika pengantin duduk, mereka bertugas untuk mengipasi keduanya.
2. Domas dan Manggolo
Domas atau putri domas adalah dua orang gadis muda yang mengiringi pengantin wanita. Sedangkan manggolo adalah dua orang anak muda yang mengiringi pengantin pria, meskipun sesungguhnya berasal dari keluarga pengantin wanita. Masing-masing domas dan manggolo membawa kembar mayang dan saling menukarkannya ketika prosesi jemuk berlangsung. Putri domas dalam pernikahan ibarat dayang-dayang bagi seorang ratu. Sedangkan para manggala adalah ibarat para punggawa kerajaan.
3. Janur kuning
Rangkain janur/bleketepe kuning dipasang di gerbang atau pintu masuk tempat acara resepsi. Dari pemasangan ini diharapkan akan hilang kemungkinan yang tidak diinginkan dan sebagai tanda bahwa adanya pernikahan yang akan berlangsung dirumah tersebut. Janur juga dapat dimaknai dengan “jalarane nur” atau bahwa rumah tangga sebagai sarana untuk menghadirkan cahaya “pepadang” dalam sebuah kehidupan.

4. Kembar mayang
Kembar mayang merupakan rangkaian yang dibuat dari bermacam daun dan banyak ornamen dari janur yang dirangkai dan ditancapkan pada potongan pohon anak pisang. Dari janur dibuat ornamen berbentuk tugu-tuguan/gunungan, uler-uleran, keris, manukan, dan pecut. Sementara macam daun yang digunakan adalah daun beringin, andong, gondoroso, dan mayang jambe.
Ornamen berbentuk tugu atau gunung melambangkan simbol sosok laki laki yang (harus) penuh pengetahuan, pengalaman dan kesabaran. Ornamen seperti keris memberikan makna bahwa pasangan pengantin hendaknya berberhati-hati dalam kehidupan, pintar dan bijaksana laksana sebuah keris. Ornamen uler-uleran merupakan simbol keajegan bergerak dalam hidup terutama dalam keluarga dan lingkungan. Ornamen seperti pecut memberikan dorongan untuk sikap energik, cepat berpikir dan mengambil keputusan untuk menyelamatkan keluarga. Sedangkan ornamen seperti burung melambangkan motivasi tinggi untuk kehidupan.
5. Pohon pisang lengkap dengan buah dan ontong-nya
Pohon pisang diletakkan di sebekah kiri kanan gapura/pintu masuk tempat resepsi. Lebih diutamakan jika buah pisang yang dipasang tersebut telah matang. Diantara makna yang dikandung adalah bahwa suami hendaknya menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat. Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan, diharapkan keluarga baru yang dipimpin suami ini juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan sekitarnya.
6. Cengkir gading
Cengkir gading atau kelapa kecil berwarna kuning, melambangkan kencang dan kuatnya pikiran baik, sehingga diharapkan kedua mempelai akan dengan sungguh-sungguh terikat dalam kehidupan bersama yang saling mencinta.
7. Dekorasi (kwade) pengantin
Dekorasi atau background hiasan pernikahan adalah sebuah kwade yang terdiri dari sebuah rono (krobongan) dengan lebar sesuai dengan kapasitas ruangan. Hiasan bunga hidup atau palsu melengkapi keindahan rono yang ada. Jika memungkinkan, taman dan air mancur seringpula ditambahkan di depan rono.
Pemilihan bentuk dekorasi dan warnanya turut menentukan corak dan warna pakaian yang akan dikenakan oleh pengantin dan keluarganya dalam resepsi perkawinan.
8. Pakaian
Pada saat acara Jemuk penganten berlangsung, kedua penganten mengenakan pakaian kebesaran kanalendran solo seperti layaknya seorang raja dan ratu. Pengantin pria memakai baju hitam beskap bludru lengkap dengan keris dan kuluk (topi tinggi khas raja jawa) nya, atau jika terpaksa –seperti tinggi badan yang lebih dan tidak seimbang dengan pengantin wanita– maka ia menggunakan blangkon. Hiasan tambahan yang dikenakannya adalah dasi kupu-kupu, kalung dan bros dari roncen bunga melati. Pengantin wanita juga memakai baju bludru solo putri dengan gelungan dan hiasan rangkaian bunga melati di rambut dan tiba dada (roncen melati yang menjuntai dari gelungan rambut terus ke dada) di dada sebelah kiri. Nuansa gebyar, “menyala” (warna mencolok), dan mewah biasanya sangat nampak untuk membedakan pengantin dengan yang lainnya.
Pakaian orang tua (ayah) kedua pengantin adalah pakaian kejawen berupa beskap lengkap dengan angkin, sabuk, dan kerisnya. Kain (jarit) adalah motif truntum yang bermakna harapan masa depan yang cerah. Pakaian ibu pengantin adalah kebaya dengan angkin slindur. Kain yang dipakai sama dengan para bapak, yakni motif truntum.
Ketika acara resepsi berlangsung dilakukan kirab temanten dan selanjutnya rombongan berjalan menuju ruang ganti untuk lukar busana (ganti pakaian) yang bernuansa mataraman dan lebih santai. Seluruh “rombongan” yang terdiri dari patah, domas, manggolo, dan kedua pasang bapak-ibu turut berganti pakaian dan menyesuaian dengan corak yang dipakai kedua pengantin.
Menutut perias Ibu Lia, tren pakaian pengantin dan “keluarga” nya saat ini adalah busana jawa muslim. Tren ini sangat nampak pada pengantin wanita, para ibu pengantin, patah, dan domas. Pengantin wanita memakai jilbab melati dengan daleman (lapisan di bawah jilbab) berwarna hitam seperti rambut atau warna kuning. Para wanita selain pengantin wanita memakai kerudung dengan rambut tetap di-gelung.
9. Musik kebogiro dan syrakalan
Dengan lantunan musik kebogiro yang dipergunakan mengiringi keseluruhan prosesi ritual adat diharapkan menambah kehidmatan dan kesakralannya. Pemilihan musik “kebogiro kedu” merupakan “bedah rangkah” atau pembuka acara selamatan/resepsi. Disamping itu, musik syrakalan sering pula diperdengarkan untuk menggantikan kebogiro atau diperdengarkan sebelum kebogiro.
(Wawancara dengan Modin Ibn Batutah, Ibu Lia, dan M. Khalil )
Simbol-simbol dan hiasan dalam pernikahan Jawa-Islam merupakan kekayaan budaya yang kaya makna. Menurut praktisi dekorasi M. Khalil, selain memiliki akar pada budaya jawa, hiasan pada pernikahan juga memiliki landasan agamis. Dengan mengutip kitab al-Sab’iyyat yang merupakan hamisy kitab al-Majalis al-Saniyyah halaman 111, Khalil menunjukkan hadith yang menyebutkan bahwa Allah memerintah para malaikat untuk menghias surga ketika Adam dan Hawa hendak menikah. Hanya saja lanjut Khalil, semua itu hanyalah “pelengkap” yang tidak perlu ditolak dan juga tidak perlu dipaksakan keberadaannya. Yang lebih penting imbuhnya adalah sosialisasi “makna-makna” tersebut agar dapat dipahami lebih baik oleh masyarakat. (Wawancara dengan M. Khalil)
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa aspek simbol-simbol dan hiasan pada perkawinan memiliki makna yang cukup kaya dan mendalam. Kekayaan budaya ini hanya akan berupa simbol dan hiasan kosong jika tidak ada upaya untuk mensosialisasikannya. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hanya orang-orang tertentu saja seperti perias, modin, dan praktisi dekor yang memahami makna-makna tersebut. Pemahaman yang baik ini pada gilirannya akan memberikan tuntunan yang cukup bagi kedua mempelai dan masyarakat dalam mengarungi kehidupan keluarga, disamping mengarahkan dan mengendalikan upaya-upaya modernisasi dan “penyederhanaan” terhadap kekayaan budaya dalam panggih temanten agar tidak terkesan “lepas” dan sekenanya.
Sumber : http://ari_zulaicha-fisip12.web.unair.ac.id

Friday 27 December 2013

12 Finalis LCLD 2013

Setelah melalui proses panjang, dari penjaringan peserta, seleksi pertama; untuk menetapkan 20 nominator yang dilanjut hasil seleksi kedua, panitia LCLD telah menetapkan 12 finalis dengan judul lagu dan pencipta (bukan urutan juara) sbb :

- Kau Telah Tiada/"Dibalik Khayal", Lita Lia
- Kembang Perawan, Maulana S dan Cecep Bosela
- Pesta Panen/"Panen Raya", Tartusi
- Jakarta Lampung, Nanok Sumanjaya
- Selamat Datang Harapan, Maskur Prima
- Budaya, Anita Dahlan
- Oleh-oleh, Nanang Suwito
- Asli Indonesia, Toto Anggit
- Dua Pilihan, Alwi Hasa
- Budaya dan Kehancuran, Aziz Thalib
- Bulan Pun Tersenyum/ "Dunia Pasti Tersenyum", Suto Pranto
- Bawalah Aku, MA Thayib

Penjurian akhir untuk menentukan urutan 12 pemenang, akan dilakukan oleh Bang Haji Rhoma Irama selaku ketua umum PAMMI bersama personil Soneta Grup, dan akan diumumkan pada malam pengumuman pemenang pada tanggal 30 Desember 2013.

Tunggu kabar selanjutnya ya..., pasti udah gak sabar nunggu album kompilasi 12 finalis LCLD 2013 akan segera beredar khan...?!

Mari hargai dan sebarluaskan Karya Cipta para Pencipta Dangdut, untuk kebangkitan Industri Kreatif Indonesia.

Friday 13 December 2013

BUNG KARNO DAN MEGAWATI DI SATU SENJA DESEMBER 1966

Suatu senja di penghujung tahun 1966, Bung Karno duduk di belakang Istana Negara, saat itu kekuasaan Bung Karno sudah melemah, beberapa Jenderal pro Suharto berkali-kali mengunjunginya untuk menggertak Bung Karno dan membully-nya agar Bung besar ini lepas dari kekuasaan. Bung Karno sering terdiam, matanya kerap basah, ada hal berat yang ia pikirkan...sebuah bangsa...ya sebuah bangsa. Bisa dikatakan Indonesia adalah pertalian antara realisme keadaan politik dan imajinasi-imajinasi Sukarno, Indonesia adalah cinta yang membuat Sukarno hidup dalam apinya kebangkitan sebuah negeri, sebuah daya hidup yang membakar-bakar naluri gerak manusia.

Tapi di senja awal desember 1966, Sukarno terlihat kuyu lunglai, ia seakan melihat sesuatu yang jauh tapi gagal dimengerti. Anaknya Megawati yang pendiam itu memperhatikan bapaknya, memperhatikan perubahan raut muka wajah bapaknya. Mega kerap bertanya, "Kenapa Bapak yang dulu bergembira, melucu dan bertingkah jenaka, selalu sedih..." tapi hal itu ia pendam jauh-jauh, ia tau keadaan tidak menyenangkan diluaran sana, beberapa mahasiswa kawannya juga ikut-ikutan mencaci Bung Karno, ia tau Bung Karno sedang menghadapi cobaan yang maha berat. 
Sore itu Megawati dipanggil Bung Karno yang duduk diam di bangku rotan belakang istana negara. "Ega..sini" kata Bung Karno memanggil anaknya Mega...

Mega datang pelan menghampiri Bapaknya yang duduk dan kadang terbatuk. "Ya Pak..."

"Ega...aku membangun bangsa ini dengan satu nyawa...persatuan...dan hanya persatuanlah yang membuat bangsa ini besar...persatuanlah yang membuat bangsa ini tegak berdiri terhormat, di masa lalu mungkin aku bisa mengusir penjajah kulit putih, jelas beda dengan tubuh kita, jelas beda dengan fisik kita... tapi sekarang perjuanganmu akan lebih berat, musuhmu ya bisa saja bangsamu sendiri.... mereka sama dengan kita, tapi mentalitasnya masih terjajah...."

...."Ega, Bapak titipkan bangsa ini padamu...kelak kamu akan melihat bapakmu dihina seperti bandit, tapi kamu akan juga melihat aku dipuja seperti dewa....tapi aku tetaplah manusia, manusia yang punya cita-cita...pembebasan sebuah bangsa, bila ini sudah tercapai, cukup sudah hidupku...aku hanya berdoa untuk Indonesiaku, sebuah mimpi yang mungkin terus menerus belum selesai, tapi bagaimanapun ia harus ada..."

Dan kelak Megawati sendiri mengalami kekerasan politik Orde Baru, seperti ramalan Sukarno bahwa Megawati harus menghadapi bangsanya sendiri, tapi sejarah juga mencatat Mega bertahan, melebur dan berdarah-darah tetap untuk satu tujuan terbentuknya negara demokratis, negara yang menghargai hak hidup warga negaranya, negara yang berpihak pada orang-orang kecil...pada sebuah rakyat, tempat dimana seharusnya Indonesia didirikan.....

(Sumber  : Catatan Kenangan Megawati dengan Sukarno / kluget.com)

ALI SADIKIN, DJAKARTA DAN MIMPI SUKARNO

Suatu waktu di tengah kemelut akibat Gestapu 1965, Bung Karno duduk di depan Istana Negara. Pikirannya menerawang, ada satu soal yang belum ia selesaikan. "Membangun Djakarta". Dulu pemerintahan Hindia Belanda sudah membangun sebuah kota model kolonial yang terbaik sedunia, Bandung namanya. Kota Bandung pernah dipamerkan dalam Pameran Kota-Kota Kolonial di Paris sekitar tahun 1920-an sebagai kota paling cantik yang dibangun pada permulaan abad 20. Bung Karno berpikir, ia ingin Djakarta menjadi Jiwa dari bangsa Indonesia, kota yang teratur tapi dinamis. Kota yang menjadi poros revolusi struktur masyarakat Indonesia. Inti dari Revolusi Sukarno adalah kemandirian, Mandiri total sebagai bangsa. Dengan mandiri maka sebuah bangsa akan membangun kebudayaaannya sendiri, membangun ekonomi kerakyatannya sendiri dan membangun karakter yang kuat. Bung Karno memang terpukau dengan kota-kota di Negara Komunis yang disana sini banyak monumen, tapi Bung Karno juga sedari muda jatuh cinta dengan kota-kota di Amerika Serikat, saat ia berkunjung ke AS ia minta diantar untuk melihat taman-taman kota, pusat-pusat seni dan yang paling favorit bagi Bung besar ini adalah 'mengunjungi museum'.
Bung Karno melihat ada dua fungsi dalam sebuah kota. Jiwa yaitu Monumen yang merupakan petilasan akan kenangan perjalanan hidup sebuah bangsa dan Gedung yang merupakan fungsi ruang bagi sebuah warga kota bergerak. Monumen dan Gedung akan selalu menjadi paralel dalam pembangunan kota impian bagi Bung Karno. "Djakarta ini sebuah kampung besar, sebuah big village dan Djakarta dalam cepat harus dibangun sebagai kota Internasional...untuk itu aku harus mencari orang yang bisa memimpin sebuah kota besar. Seorang pemimpin yang paham Accynering, City Planning, Architectuur, dia harus tau soal sampah, tau bagaimana mengatur selokan dan keras kepala. Seorang pemimpin yang bisa melihat jauh ke depan tanpa mengeluhkan kekurangan. Bung Karno berpikir keras...... Esok paginya, Bung Karno memanggil beberapa stafnya termasuk Waperdam Leimena. "Coba sodorkan aku beberapa nama untuk pimpin ini kota Djakarta..!" perintah Bung Karno. Salah seorang menyebut Henk Ngantung, Bung Karno terdiam 'Henk itu susah, dia dijepit posisinya...dan dia sudah memimpin kota Djakarta. lalu Leimena bilang "Bagaimana kalau Ali Sadikin?" Bung Karno menoleh pada Leimena "Pak Lei, bukankah Ali sekarang sudah jadi menteri?"...Leimena bilang, orang yang paling keras di Djakarta ya Ali Sadikin. Kemudian salah seorang dari pertemuan itu nyeletuk :"Mayor Sjafei kalah gahar ketimbang Jenderal Ali"....Bung Karno tertawa. Coba siapkan pelantikan untuk Ali Sadikin. Pada tanggal 28 April 1966, di Istana Negara Bung Karno melantik Ali Sadikin. Bung Karno berpidato dalam pelantikan Ali ini dengan penuh semangat, matanya menyala-nyala, ia gembira melihat salah satu pemuda Indonesia akan memimpin sebuah kota. Ali Sadikin tampak seolah-olah bayangan kecil Bung Karno. "Ali kamu akan memimpin kota, itu bukan pekerjaan gampang, tetapi Insya Allah doe je best, agar engkau dalam memegang kegubernuran Djakarta Raya sekian tahun lagi orang masih mengingat, die heeft Ali Sadikin Gedaan - Inilah perbuatan Ali Sadikin. Bismillah, mulailah engkau punya pekerjaan" Tutup Pidato Bung Karno. Dan Bung Karno pun maju menyematkan tanda jabatan kegubernuran, tinggal Ali Sadikin yang pusing bukan maen. Bagaimana tidak, ia mewarisi satu sistem pemerintahan daerah yang tidak teratur. Administrasinya berantakannya, dan yang paling sinting lagi ia hanya memiliki anggaran sangat terbatas. Sekitar 66 juta per tahun. Bagi Ali Sadikin ini proyek mustahil. Tapi Ali Sadikin agak tertolong oleh kasus carut marutnya take over kekuasaan sehingga ia ada waktu untuk berpikir tentang arah kebijakan umum kota. Ali Sadikin di satu sisi sangat loyal pada Bung Karno tapi realitas kekuasaan sudah pelan-pelan bergeser ke Suharto, dan pilihan Bung Karno benar adanya, Suharto nggak bakalan berani ciduk Ali Sadikin karena bekingan KKO-nya sangat kuat, disamping itu memang Ali terkenal keras dengan Komunis jauh sebelum Suharto belagak anti Komunis. Pak Harto tidak berani secara frontal berhadapan dengan Ali. Suatu waktu di tahun 1969, Ali pernah melihat Bung Karno secara sepintas dan Ali menangis. Ia melihat Bung Karno yang dirusak kesehatannya oleh tentara-tentara Orde Baru duduk tak berdaya disiksa sakit, kepala Bung Karno yang botak dan badannya lemah. Bung Karno agak sedikit mengenali Ali ditengah ingatannya yang dulu terkenal kuat itu melemah akibat penyakit ginjal yang merusak kondisi mental psikisnya Bung Karno berkata lirih. "Ali...Djakarta..Ali...Djakarta" kata Bung Karno terbata-bata. Dan Ali dalam hati membatin, "aku harus jaga amanat Bung Karno ini, bagaimanapun ini kota kecintaan bangsa Indonesia, kota kesayangan Bung Karno...". Setahun setelah pertemuan itu Bung Karno meninggal. Suatu waktu Ali Sadikin menyetir sendiri mobilnya ke kantor Gubernuran. Ali biasa berangkat jam 5.30 pagi, ia sengaja melihat seisi kota. Ali senang incognito jalan-jalan ke pasar untuk melihat stok sayuran di Djakarta, mengontrol selokan dan sudetan kali. Di satu tempat dekat Pasar Santa Kebayoran Baru ia melihat segerombolan orang bermain gaple. .."Teng" ia mendapat ilham. Ia berputar-putar sejenak di dalam kota Djakarta dan berpikiran tentang judi ini. Sesampainya di kantor ia berteriak dan memanggil staf-nya. "Hai, coba kau cari peraturan tentang judi". Setelah stafnya mengambil data peraturan Ali baru tau ternyata Pemda bisa mengambil pajak dari judi lewat peraturan daerah no.11 tahun 1957. "Kamu, panggil Pak Djumatidjin, ke ruangan saya" Djumatidjin adalah pegawai senior di Pemda DKI. "Pak Djum, apa bisa Pemda DKI narik itu uang judi buat pajek?" kata Ali sambil tangannya mendekap dada, matanya melebar."Bisa Pak, dasar aturannya ada". Lalu Ali berkata singkat "Saya perintahkan adakan judi legal dan dipajekin. Hasilnya buat saya bikin ini Djakarta baik..laksanakan". Pak Djumatidjin dan beberapa orang staff Ali menyahut bersamaan 'Siap Pak'. Dan dengan cepat tindakan Ali ini mendapat sambutan para jago judi se Djakarta terutama Cina-cina yang suka sekali dengan judi. Kasino banyak dibentuk, pajak judi terus mengalir ke Kas Pemda. Ledakan kas luar biasa. Tapi Ali bukanlah jenis pejabat korup, ia berbakti pada tugasnya. Uang Judi itu ia arahkan ke pos-pos pembangunan infrastruktur, sekolah-sekolah rakyat, pusat-pusat kesenian, taman hiburan rakyat macam Ragunan, gelanggang olahraga dan Pasar-pasar rakyat. Ali sudah menaburkan benih bahwa pada sebuah kota itu keteraturan, dinamika yang terpisah dan kebudayaan menjadi satu kesatuan. Suatu kota yang harus punya iramanya sendiri. Ia harus punya jiwa, ia punya badan, janganlah satu kota hanya menempatkan manusia menjadi besi-besi tua yang berjalan. Ali menjadikan Djakarta sebagai kota dimana manusia menemui kemanusiaannya. Di satu waktu Ali disidang oleh anggota DPRD terhadap dana judi. Dengan lantang Ali berkata pada mereka :"Oke Saudara-saudara sekalian, ini memang dana judi. Tapi kalau kalian mengharam dana judi, itu hak saudara-saudara, silahken Saudara naik helikopter karena jalan-jalan yang mulus itu saya bangun dari dana judi!"......Ali memang pemarah tapi tegas. Ia tiap pagi kerjanya mengontrol saluran selokan, kali-kali besar di Djakarta ia perintahkan untuk dibersihkan bantarannya, Ia kumpulkan seniman dan menanyakan problem-problem masyarakat pada seniman dan sastrawan. Ali sadar bahwa jiwa sebuah bangsa, teriakan sebuah bangsa itu yang bisa menangkap seniman dan sastrawan. Ali melindungi kesenimanan dan kepengarangan dengan mengadakan kompetisi, pemda sendiri yang membiayai. Tahun 1974 kepopuleran Ali sudah mencapai puncak. Ada dua rivaal Suharto saat itu, Jenderal KKO Ali Sadikin dan Jenderal Mitro Gendut, Jenderal Mitro sempat menegur Ali "Pak Ali, saya tidak mau ambil pusing berita soal bapak digadang-gadang jadi Presiden RI, tapi tolong kalau bapak bicara ke mahasiswa jangan memanas-manasi situasi" ditegur begitu Ali diam saja. Tak lama setelah Malari meletus Mitro tersingkirkan. Ali Sadikin maju terus, proyek Taman Mini ali oke..Ali juga memanggil Ciputra dan berkata "Pak Tji, saya mau itu Ancol jadi pantai mirip Ipanema atau Copacabana.." Ciputra tertawa dan berkata "segera pak" PT Jaya yang merupakan pelaksana proyek dari proyek2 Pemda melaksanakan dengan cepat. Ali Sadikin sudah mengajarkan pada kita tentang makna sebuah kota. Kota harus menjadi ruang gerak yang dinamis bagi penduduknya, ia menjadi pusat ekonomi tapi juga harus punya jiwa. Kota adalah ruang terbuka, ia ruang publik dan disitulah nafas harus dihirup sepuas-puasnya. Kota yang dikurung gedung hanya untuk kepentingan Kebendaaan akan mejadi kota yang bisu, kota yang beku tidak ada dinamika. Kota sudah selayaknya sebagai tempat sarang seniman, sastrawan dan budayawan. Tempat berkumpulnya atlet-atlet membina tubuhnya. Kota harus memiliki museum, dari museum sebuah masyarakat bisa banyak mengerti bagaimana kekikinia dibentuk. Kota harus memberikan akses ekonomi pada seluruh rakyat, bukan satu lapisan elite saja, kota mustinya tempat produktif sebuah pemikiran bangsa dibentuk bukannya malah tempat konsumtif yang berlebihan dan mendangkalkan daya pikir. Kini Djakarta tumbuh tanpa konsep, setelah Ali disingkirkan dan dijadikan warga negara kelas dua karena keterlibatannya dalam Petisi 50, Djakarta gagal berkembang secara teratur. Gubernur-Gubernur Djakarta setelah Ali Sadikin bukanlah orang berpikiran ke depan, mereka sibuk menangkapi becak tapi mobil impor terus banjir tanpa mau peduli membangun sarana transportasi massal. Padahal Ali sudah membuatkan rencana pembangunan subway dan beberapa sarana angkut transportasi massal tahun 1976 tapi sudah keburu digusur Suharto. Bahkan ada seorang Gubernur Jakarta yang berkata "Kita kekurangan Mall" Pusat-pusat perbelanjaan macam Mall mewah harus dibangun seribu lokasi lagi. Padahal Ali Sadikin membangun pasar tanah abang, yang dibangun adalah ekonomi rakyat, bukan ekonomi elite. Yang dibangun adalah infrastruktur untuk rakyat bukan kepuasan elite, ruang terbuka mustinya dibangun untuk kecerdasan bukan melatih ketumpulan warga kota. Kini warga kota Djakarta seakan dikelilingi tembok kapitalis, tidak ada ruang yang nyaman yang bisa dimasuki tanpa harus membayar. Kota kita adalah kota dimana uang menjadi Tuhan dan manusia terbudaki karenanya...Kota yang tidak lagi mengantarkan manusia menemui kemanusiaannya. 

(Source : kluget.com, Penulis : Anton DH Nugrahanto, Pemimpin Redaksi Kluget.com, 2010)

Saturday 26 October 2013

PAMMI Membangunkan Musik Dangdut Dari Mati Suri-nya



Di era milenium ini musik dapat di-asimilasi, antara musik aliran yang satu dengan aliran musik yang lainnya. Tak heran di era milenium ini Musik Dangdut Koplo sangat eksis ditengah-tengah mati surinya musik dangdut NON KOPLO.

Dengan adanya saling asimilasi musik yang satu dengan musik yang lain khususnya di musik dangdut saat ini, keberadaan musik dangdut NON KOPLO seakan hilang/tenggelam, mati suri dan terhempas dengan hadirnya musik dangdut koplo ditengah-tengah lesunya industri musik dangdut saat ini dan kalah bersaing dengan peredaran cd/vcd/dvd bajakan yang semakin meluas.

Ditengah mati surinya musik dangdut, pada tanggal 31 Agustus yang lalu PAMMi (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia) mengadakan ajang bergengsi Lomba Cipta Lagu Dangdut Tingkat Nasional 2013, yang digawangi oleh Ketua PAMMI, Radja Dangdut H. Rhoma Irama. semoga saja dengan adanya lomba cipta lagu dangdut ini, dapat mengangkat kembali musik dangdut dan untuk menjaga kelestarian musik dangdut Indonesia yang sudah menjadi ciri khas budaya bangsa ini dan disamping itu untuk memberi kesempatan kepada pendatang baru khususnya para pencipta lagu untuk dapat melahirkan karya-karya lagunya di kancah musik dangdut Indonesia.
  
Informasi yang penulis dapat dari ajang bergengsi LCLD Nasional 2013 tahun ini, materi lagu yang masuk dari para pencipta lagu membuat panitia terkejut dan ternyata antusias masyarakat kita begitu tinggi dengan diadakannya ajang bergengsi LCLD Nasional 2013 tahun ini. Dari jumlah materi lagu yang masuk, panitia akan menyeleksi lagu-lagu tersebut sesuai kriteria LCLD 2013 yang telah ditentukan, dan hasil penyeleksian tersebut akan menjadi 12 lagu pemenang dan dari 12 lagu tersebut akan di arranger ternama, seperti yang penulis ketahui dan kenal seperti : H. Alik Ababil, H. Marakarma, Imron Moneta, Hari B, Hendro Saky, dst. Dan dari 12 lagu pemenang tersebut akan dinyanyikan oleh artis dangdut ternama, seperti yang penulis kenal dan ketahui : Ikke Nurjanah, Elvi Zubay, Gabby Parera, Cici Paramida, dst.

Begitu tinggi antusias masyarakat kita (penggemar/pecinta musik dangdut) akan kebangkitan musik dangdut NON KOPLO dilihat dari ajang bergengsi LCLD 2013 tahun ini, mereka/masyarakat menunggu hadirnya sebuah karya yang apik dan musik yang apik yang dapat diterima ditengah-tengah masyarakat kita khususnya para pecinta musik dangdut NON KOPLO.

Inilah saatnya musik dangdut bangkit dan jaya kembali dan bangun dari tidur surinya.  Ajang bergengsi LCLD yang dilakukan oleh PAMMI ditahun ini, memberikan kesempatan bagi pencipta lagu dangdut untuk menggelar hasil karyanya yang terbaik ketengah tengah masyarakat kita, dan di ajang bergengsi ini satu kesempatan emas bagi para pencipta lagu yang karya aselinya akan diseleksi oleh para pencipta lagu dangdut Nasional dan juga sekaligus di arranger oleh musisi ternama.

Kita semua masih menunggu hasil dari perhelatan akbar yang diadakan oleh  PAMMI (Ajang Bergengsi LCLD Tingkat Nasional 2013) dengan rasa keingin tahuan itu terucap di hati kita seperti : lagu yang seperti apa yang keluar dan berhasil lolos dari penyeleksian panitia ?, dan warna lagu tersebut setelah di tangani oleh arrager musisi ternama ?

Kita semua berharap kepada PAMMI agar dapat membangunkan musik dangdut dari mati surinya melalui perhelatan akbar nasional ini (LCLD 2013), sekaligus mempertahankan citra musik dangdut sebagai ciri khas budaya Bangssa Indonesia.

Salam Dangdut

[oleh : Cabi Ayat]

 
www.e-referrer.com